Layaknya
masyarakat agraria di Indonesia, pekerjaan utama warga nya adalah menjadi seorang petani.Begitu juga Desa Bulu yang sebagian besar masyarakatnya bergantung pada
kekayaan alam sekitar sebagia ladang mencari nafkah.Selain bekerja sebagai
petani, ada sebagian kecil masyarakat Bulu
bekerja sebagai pedagang,salah satu nya pedagang surabi.
Surabi adalah
jajanan khas yang sudah mendarah daging bagi masyarakat di pedesaan.Harga nya
yang murah dan rasanya yang khas ,gurih dan manis ,membuat surabi menjadi
primadona bagi penikmatnya dan pecinta kuliner jajanan khas nusantara.
Era globlisasi
membuat jajanan khas nusantara mulai tersisih dengan makanan ringan olahan
pabrik modern.tampilan kemasan yang menarik membuat anak anak
menyukainya.Dampaknya jajanan khas nusantara khususnya surabi mulai jarang
dijumpai di pedesaaan.Seperti hal nya di desa Bulu, pedagang surabi hanya tinggal
beberapa orang saja.Ibu Suryati salah satu penjual yang bertahan berjualan surabi.Alasan bu Suryati tetap berjualan
surabi karena ia berharap jajanan khas nusantara tetap dikenal generasi
selanjutnya.Selain itu surabi juga memiliki nilai gizi yang tinggi, karena
surabi terbuat tepung ketan, tepung beras, kelapa,gula merah,dan yang pastinya
tanpa bahan pengawet.
Bu Suryati berjualan sudah
beberapa yang lalu sekitar 3 bulan yang lalu. Penghasilan dari berjualan surabi setiap hari nya bisa membantu ekonomi keluarga dan dapur tetap mengepul. Bu Suryati tetap bangga dan
bersyukur masih bisa berjualan surabi.
Salam hangat
dari penulis
Tim KKN Unnes 2015